Senin, 05 November 2012

Tanggungjawab dan Wewenang Pada Organisasi

Bila ini adalah suatu pilihan, kebanyakan dari kita akan memilih untuk memiliki wewenang dari pada tanggungjawab. Ini adalah akibat dari terlalu ditekannya aspek ke­kuasaan dari wewenang. Tetapi setiap wewenang yang kita miliki, berasal dari salah satu atau lebih dari tiga sumber. Yang pertama adalah wewenang hukum yang dilimpahkan kepada kita dari atasan kita dan terdiri dari hak untuk memerintah atau bertindak dalam situasi tertentu. Dua sumber lainnya tidak dapat dianggap sebagai betul-betul bersifat hukum tetapi yang pasti menguntungkan untuk menyelesaikan sesuatu. Salah satu adalah suatu karakteristik pribadi dari pimpinan yang bersangkutan seperti pengetahuan teknis atau suatu kepribadian yang berkarisma. Sumber terakhir dari wewenang adalah persetujuan dari orang yang dipimpin. Cukup jelas bahwa seorang pemimpin dapat mempunyai semua jenis dari wewenang hukum untuk mengarahkan tindakan suatu ke­lompok, tetapi tanpa bantuan dari kelompok tersebut, ia tidak mempunyai kekuasaan apa-apa. Begitu pula seseorang tanpa wewenang hukum dapat menjadi pemimpin dari suatu kelompok karena kepribadian yang dinamis, pengetahuan teknis, atau_kemampu-an untuk bagaimana juga mendapatkan bantuan dari kelompok tersebut. Tentu saja se­cara ideal, pemimpin dari suatu kelompok harus memiliki ketiga-tiga sumber wewenang, dan secara umum seseorang tidak akan ditunjuk sebagai pemimpin dari suatu kelompok tanpa kira-kira memiliki kualitas yang akan menimbulkan pencapaian bantuan sepenuh­nya dari bawahannya.
Cukup jelas, wewenang adalah aspek kunci dari setiap kedudukan manajerial. Manajer yang bekerja dengan bawahan harus mempunyai kemampuan untuk menyelesai­kan urusan-urusan melalui bawahan ini dengan menggunakan cara apa saja yang perlu, termasuk kekuasaan untuk memerintah. Pada waktu yang bersamaan para manajer dapat melimpahkan beberapa wewenang kepada bawahan bilamana mereka merasa bahwa hal ini akan membantu dalam penyelesaian tugas-tugas yang dihadapi.
Di lain pihak, sesungguhnya tanggungjawab adalah suatu kewajiban (obligation), atau mungkin juga menerima suatu kewajiban untuk berprestasi. Kewajiban untuk berprestasi ini yang sering membuat wewenang lebih disukai dari pada tanggungjawab Seseorang dapat menikmati kekuasaan dari wewenang tetapi mungkin tidak pasti apakal: ia mau dimintai tanggungjawab atas hasil-hasil dari pelaksanaan wewenang itu.
Tidak seperti wewenang tanggungjawab tidak dapat dilimpahkan meskipun kits sering berbicara mengenai pelimpahan atau penugasan tanggungjawab. Kewajiban atai aktivitas ditugaskan dan wewenang dilimpahkan. Tanggungjawab datang dari dir bawahan itu sendiri. Atasan berusaha untuk memeras tanggungjawab dari bawahan tetapi bawahanlah yang harus merasa bertanggungjawab. Tetapi, seorang atasan dengai bawahan yang telah menerima tanggungjawab mereka, tidak kehilangan apapun dai tanggungjawabnya sendiri. Para bawahannya sama-sama menanggung tanggungjawab Seorang manajer pabrik tetap bertanggungjawab andaikata salah seorang manajer de partemen tidak berhasil memenuhi jadwal walaupun kenyataannya manajer departemei yang bersangkutan merasa bertanggungjawab sepenuhnya.
Mengukur kuantitas dari wewenang dan tanggungjawab adalah tugas yang suit tetapi kiranya jelas bahwa pada setiap pekerjaan keduanya kira-kira harus sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar