Bila ini adalah suatu
pilihan, kebanyakan dari kita akan memilih untuk memiliki wewenang dari pada
tanggungjawab. Ini adalah akibat dari terlalu ditekannya aspek kekuasaan dari
wewenang. Tetapi setiap wewenang yang kita miliki, berasal dari salah satu atau
lebih dari tiga sumber. Yang pertama adalah wewenang hukum yang dilimpahkan
kepada kita dari atasan kita dan terdiri dari hak untuk memerintah atau
bertindak dalam situasi tertentu. Dua sumber lainnya tidak dapat dianggap
sebagai betul-betul bersifat hukum tetapi yang pasti menguntungkan untuk
menyelesaikan sesuatu. Salah satu adalah suatu karakteristik pribadi dari
pimpinan yang bersangkutan seperti pengetahuan teknis atau suatu kepribadian
yang berkarisma. Sumber terakhir dari wewenang adalah persetujuan dari orang
yang dipimpin. Cukup jelas bahwa seorang pemimpin dapat mempunyai semua jenis
dari wewenang hukum untuk mengarahkan tindakan suatu kelompok, tetapi tanpa
bantuan dari kelompok tersebut, ia tidak mempunyai kekuasaan apa-apa. Begitu
pula seseorang tanpa wewenang hukum dapat menjadi pemimpin dari suatu kelompok
karena kepribadian yang dinamis, pengetahuan teknis, atau_kemampu-an untuk
bagaimana juga mendapatkan bantuan dari kelompok tersebut. Tentu saja secara
ideal, pemimpin dari suatu kelompok harus memiliki ketiga-tiga sumber wewenang,
dan secara umum seseorang tidak akan ditunjuk sebagai pemimpin dari suatu
kelompok tanpa kira-kira memiliki kualitas yang akan menimbulkan pencapaian
bantuan sepenuhnya dari bawahannya.
Cukup
jelas, wewenang adalah aspek kunci dari setiap kedudukan manajerial. Manajer
yang bekerja dengan bawahan harus mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan
urusan-urusan melalui bawahan ini dengan menggunakan cara apa saja yang perlu,
termasuk kekuasaan untuk memerintah. Pada waktu yang bersamaan para manajer
dapat melimpahkan beberapa wewenang kepada bawahan bilamana mereka merasa bahwa
hal ini akan membantu dalam penyelesaian tugas-tugas yang dihadapi.
Di lain pihak, sesungguhnya
tanggungjawab adalah suatu kewajiban (obligation), atau
mungkin juga menerima suatu kewajiban untuk berprestasi. Kewajiban untuk
berprestasi ini yang sering membuat wewenang lebih disukai dari pada
tanggungjawab Seseorang dapat menikmati kekuasaan dari wewenang tetapi mungkin
tidak pasti apakal: ia mau dimintai tanggungjawab atas hasil-hasil dari
pelaksanaan wewenang itu.
Tidak
seperti wewenang tanggungjawab tidak dapat dilimpahkan meskipun kits sering berbicara mengenai pelimpahan
atau penugasan tanggungjawab. Kewajiban atai aktivitas ditugaskan dan wewenang
dilimpahkan. Tanggungjawab datang dari dir bawahan itu sendiri. Atasan berusaha
untuk memeras tanggungjawab dari bawahan tetapi bawahanlah yang harus merasa bertanggungjawab. Tetapi, seorang atasan
dengai bawahan yang telah menerima tanggungjawab mereka, tidak kehilangan
apapun dai tanggungjawabnya sendiri. Para bawahannya sama-sama menanggung tanggungjawab Seorang manajer pabrik
tetap bertanggungjawab andaikata salah seorang manajer de partemen tidak
berhasil memenuhi jadwal walaupun kenyataannya manajer departemei yang
bersangkutan merasa bertanggungjawab sepenuhnya.
Mengukur
kuantitas dari wewenang dan tanggungjawab adalah tugas yang suit tetapi kiranya
jelas bahwa pada setiap pekerjaan keduanya kira-kira harus sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar