Senin, 25 November 2013

REVIEW JURNAL "An introduction to radio frequency identification (RFID) methods and solutions"

An introduction to radio frequency identification (RFID) methods and solutions

Paul G. Ranky
Department of Industrial and Manufacturing Engineering, New Jersey Institute of Technology,
Multi-lifecycle Engineering Research Center, Newark, New Jersey, USA


Pendahuluan

Dapat kita bayangkan gudang penyimpanan sebuah pabrik yang sangat besar atau sebuah pusat distribusi dengan ribuan boks dengan isi yang memiliki harga bervariasi, mulai dari harga yang murah sampai dengan harga yang mahal dan juga teknologi yang memiliki sensitivitas tinggi, makanan, atau obat-obatan, yang harus disimpan dengan temperatur yang ideal selama produksi dan/atau penyimpanan.
Pada masa sekarang distribusi produk sudah global, dsitribusi tersebut menggunakan berbagai macam transportasi, misalnya kapal kargo, pesawat, kereta, truk, dan lainnya. Pengiriman produk dapat mengalami keterlambatan karena berbagai macam faktor, misalnya cuaca, lalu lintas, konflik antar perusahaan, atau faktor-faktor lainnya. Dalam perjalanan pun dapat terjadi hal-hal yang tidak terduga seperti hilang/dicurinya produk, produk yang mengalami kerusakan ketika pengiriman.
Penggunaan peralatan nirkabel, jaringan computer dan alat identifikasi berbasis sensor menjadi perhatian utama pengembangan perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan mengurangi pemborosan karena tantangan perusahaan yang harus merespons dengan cepat permintaan dari konsumen. Efisiensi yang dimaksud adalah dengan cepat mengetahui jumlah stok produk yang dimiliki, lokasi produk, dan proses pembuatan produk secara tepat waktu. Contohnya saja jika sebuah perusahaan ingin melacak pengiriman produknya, hal ini diperlukan untuk memperhitungkan biaya dan keamanan dari produk itu sendiri, apalagi jika barang tersebut memiliki sifat yang sensitif terhadap lingkungan disekitarnya.
RFID atau teknologi identifikasi frekuensi radio dengan infrastruktur teknologi informasi yang mendukung dapat membantu distributor besar, pabrik, logistik, maupun bidang lainnya dalam melacak produk mereka. Hal ini karena distribusi produk yang sudah global yang perlu untuk diketahui dan diidentifikasi tanpa melakukan kontak secara langsung, atau dengan teknologi nirkabel.
RFID tersedia dalam model pasif dan/atau aktif, baca dan atau tulis dengan kemampuan membaca dan menulis secara aktif pada suatu area yang luas seperti di gudang ataupun kapal kargo. Semua sensor bekerja secara otomatis dengan diatur oleh computer dan dikomunikasikan secara nirkabel.

RFID dalam rantai suplai manufaktur dan perakitan

Para pengembang RFID terus meningkatkan kemampuan pembacaan RFID agar dapat mencapai angka 100 persen dengan kecepatan baca setara dengan teknologi bar-code.
Gambar dibawah ini merupakan salah satu chip mikro yang digunakan oleh teknologi RFID. Chip tersebut dapat aktif selama 30 tahun. Maksudnya adalah dalam jangka waktu 30 tahun chip tersebut masih dapat memberikan informasi jika ada kontak dari pembaca RFID seperti temperatur lingkungan dimana “dia” berada sekarang, apakah ada yang memindahkan “dia”, rekaman baca/tulis datanya, dimana datanya ditulis/dibaca, dan lain sebagainya. Tetapi, jika tidak ada kontak terhadap chip lebih dari 30 tahun maka chip tersebut akan “tidur”.

Dalam operasi manufaktur dan perakitan, mengintegrasikan antara kemampuan baca RFID dengan aplikasi perusahaan menjadi komponen yang penting dalam pengujian RFID. Peneliti menemukan indikasi bahwa pengujian RFID tidak memperhitungkan dampak RFID  terhadap pusat penyimpanan data dan aplikasi-aplikasi kecerdasan-bisnis  dan kaitannya antara kompleksitas teknologi informasi dengan sistem yang telah ada sebelumnya di dalam pabrik. Pengembang tidak memperhitungkan dengan baik jumlah dari data yang dibuat dan disimpan oleh RFID. Untuk perbandingan, data yang disimpan oleh industri manufaktur/perakitan skala menengah mencapai satuan terabyte setiap hari, dan disimpan secara “real-time”, inilah yang menjadi fokus utama dalam pengembangan teknologi informasi.
Beberapa hal yang menjadi alasan pengujian RFID secara rutin adalah :
1.      Pengaturan stok yang mendekati “real-time”.
2.      Bagian-bagian nomor yang dapat disilangkan sehingga dapat meminimalkan stok.
3.      Produk dalam proses bisa dikurangi secara signifikan karena bagian-bagian produk tersebut dapat dilacak dengan cepat.
4.      Mengidentifikasi bagian-bagian untuk kepentingan pengumpulan proses kontrol data statistik.
5.      Membantu dalam pelacakan bagian-bagian yang ada di dalam suatu gerombolan.
6.      Pelacakan secara otomatis diluar pabrik akan menjadi kenyataan.
7.      Proyek RFID akan menjadi peluang dalam modernisasi sistem bisnis.
8.      Implementasi strategi manajemen yang benar-benar baru, mengacu pada transaksi yang “real-time” dan kontrol stok yang akurat.
9.      Peluang untuk meningkatkan sistem manajemen perencanaan distribusi.
10.  Dapat menjadi dasar perubahan manajemen hubungan pelanggan.
11.  Stok global dapat diketahui secara tepat waktu.
12.  Tranformasi angkatan kerja menjadi tantangan utama.
13.  Identifikasi bahan bakar transportasi dan keamanan menjadi terjamin.
14.  Manajemen hubungan pemasok juga menjadi otomatis dan tepat waktu secara global.

RFID penelitian persyaratan analisis dan tren masa depan

Teknologi RFID meningkatkan kemampuan dalam melihat pergeraka bagian-bagian dan persediaan.
Tantangan terbesar yang berkaitan dengan RFID adalah sebagai berikut :
1.      Alat penunjang keputusan yang baru dibutuhkan untuk mengubah data RFID menjadi informasi yang berguna.
2.      RFID merupakan salah satu dari beberapa alat untuk ITV.
3.      Tingkat detail RFID sangat baik untuk produk-produk yang sensitif.
4.      Infrastruktur yang baik menjadi hal yang sangat penting.

5.      Integrasi antara data RFID yang pasif dan aktif.

REVIEW JURNAL “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN RI“

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN RI“

-          Penulis : Ani Hidayati (Universitas Gunadarma)

Motivation of Research

Ada berbagai macam sarana dalam meningkatkan kinerja perusahaan, salah satunya adalah dengan meningkatkan system informasi dan teknologi computer. System informasi dan teknologi computer pada saat ini bukan hanya menjadi sarana tetapi sudah menjadi senjata utama dalam bersaing. Fungsi system informasi dalam suatu organisasi adalah sebagai alat bantu pencapaian tujuan melalui penyediaan informasi. (Burch (dalam Setianingsih & Indriantoro, 1998 : 194)). Soegiharto (2001) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa faktor Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan Sistem, Ukuran Organisasi, Formalisasi Pengembangan Sistem, Keberadaan Dewan Pengarah secara signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Statement of Problem

1.      Pengaruh keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan system
2.      Kemampuan teknik personal system informasi
3.      Ukuran organisasi
4.      Dukungan manajemen puncak
5.      Formalisasi pengembangan system informasi
6.      Program pelatihan dan pendidikan pemakai
7.      Keberadaan Dewan Pengarah Sistem Informasi
8.      Lokasi dari Departemen Sistem Informasi
9.      Konflik Kognitif dan Konflik Afektif terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.

Theory of Conclusion

Pengumpulan data primer terhadap satuan kerja eselon II sebagai pemakai system informasi akuntansi di Kementrian Kelautan dan Perikanan RI, kemudian dianalisa dengan teknik regresi linear berganda menggunakan software statistic SPSS 13.0 .
Regresi linear berganda digunakan pada penelitian ini karena peneliti ingin melihat seberapa besar pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kinerja system informasi  akuntansi pada Kementrian Kelautan dan Perikanan RI.

Pengujian Validitas dan Reliabilitas menggunakan alpha Cronbach’s.

Hypothesis Formulation

Hipotesis yang dapat dikemukakan pada penelitian ini adalah:
H1 :     Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan system mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H2 :     Kemampuan teknik personal Sistem Informasi mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H3 :     Ukuran organisasi mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H4 :     Dukungan manajemen puncak akan mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H5 :     Formalisasi pengembangan sistem informasi mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H6 :     Konflik kognitif mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H7 :     Konflik afektif mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H8 :     Program pelatihan dan pendidikan pemakai mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H9 :     Keberadaan dewan pengarah sistem informasi mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H10 :   Lokasi dari departemen sistem informasi mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Research Design

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar 150 kuesioner, 112 kuesioner kembali dan hanya 98 kuesioner yag layak untuk dianalisis lebih lanjut.

Qualitative Characteristic of Research


Hasil dari penelitian ini baik karena dapat membuktikan hipotesa yang dibuat. Tetapi ada beberapa hipotesa yang ditolak, yang diduga ada variable-variabel lain yang mempengaruhi kinerja system informasi akuntansi pada kementrian kelautan dan perikanan RI.

Senin, 21 Oktober 2013

TUGAS 3 - Kutipan, Catatan Kaki dan Daftar Pustaka

RIZKA AMANDA PUTRI
16111311
3KA30

BAHASA INDONESIA 1

Kesimpulan
Dari ketiga model penulisan diatas dapat disimpulkan bahwa cara melakukan penulisan kutipan yang benar yaitu dengan mencantumkan nama, tahun dan halaman sumber dari kata-kata yang ingin dikutip. Setiap penulis memiliki gaya penulisannya sendiri, namun kita tetap harus memperhatikan cara penulisan yang baik dan benar berdasarkan teori yang ada.
Juga pada penulisan catatan kaki. Catatan kaki tidak hanya digunakan untuk menjelaskan sumber dari kutipan yang diambil, tetapi juga bisa digunakan sebagai penjelasan terhadap sebuah pernyataan / teori. Begitu pula dengan daftar pustaka. Daftar pustaka tidak harus dicantumkan pada akhir buku saja, tetapi juga bisa kita tulis per bab dibagian akhirnya.

Saran
Dalam pembuatan kutipan, catatan kaki maupun daftar pustaka, kami menyarankan agar para penulis memperhatikan cara penulisan yang baik dan benar menurut aturan / teori yang ada, karena dengan mengikuti aturan/teori penulisan yang telah ditetapkan maka, sebuah karya tulis dapat diterima dan dimengerti oleh masyarakat secara luas

Nama Kelompok :
Aliyah Zahira
Yulia Puspita
Mareta
Sisca Ellia
Rizka Amanda Putri
Naimah F.

TUGAS 2 - Energi Menyengat Warga Senior

Mereka bukan senja menunggu tertelan bumi. Sebaliknya, energy mereka terik menyengat.
                Kalau kita melihat kata-kata itu, kita dapat langsung menebak bahwa mereka adalah para pinisepuh yang beranggapan bahwa umur adalah kalender, waktu boleh membekas di kulit dan tulang tetapi jiwa mereka selamanya akan selalu segar.
                Dapat kita lihat dari hasil jajak pendapat yang dilakukan di 33 ibu kota provinsi dengan jumlah sampel 588 lansia yang menghasilkan 51,5% lansia bekerja semampunya, 39,5% lansia pension dan istirahat, 1,2% lansia di panti jompo, 5,2% lansia lainnya, dan 2.6% lansia tidak diketahui. Dari hasil itu dapat kita simpulkan bahwa banyak lansia yang masih terus bersemangat bekerja dan membangun negeri ini.
                Pertama kita lihat Emil Salim yang telah berusia 83 tahun, dia masih terus bekerja tanpa bosan. Beliau menjabat Guru Besar Ekonomi Lingkungan Universitas Indonesia sekaligus Dewan Pertimbangan Presiden. Dapat kita bayangkan betapa sibuknya dia, namun dia tetapi dia terus semangat untuk menciptakan generasi muda yang matang. Dia pun sangat suka membaca, di perpustakaan pribadinya, ribuan buku menyesaki rak panjang setinggi langit-langit. “Saya membaica untuk mengikuti perkembangan ilmu terbaru. Apalagi, saya membimbing mahasiswa program doktor, harus lebih pintar dong dari muridnya, ha-ha-ha.”
                Dapat kita lihat juga Mochtar Riady yang berusia 84 tahun, dia mendirikan Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN) yang merupakan pusat riset kanker. Hal ini dia lakukan karena dia merasa gemas dengan omongan orang yang beranggapan Indonesia adalah Negara kecil, kacau dan miskin. “Bagi saya, Senin sampai Jumat itu paling semangat karena ada pekerjaan. Saya paling susah Sabtu dan Minggu karna nganggur, ha-ha-ha.”
                Ternyata tidak hanya lelaki saja yang masih giat bekerja di usia yang kebanyakan orang menganggap mereka sudah tidak pantas bekerja. Tetapi Oma Julie yang berusia 91 tahun membuktikannya bahwa wanita pun bisa terus berkarya. Lebih dari 50 buku resep telah dia tulis, dan pada ulang tahunnya yang ke-90, Oma Julie meluncurkan buku terkini 250 Resep Hidangan Pilihan Julie “Nyonya Rumah”Sutarjana. Tidak hanya itu, dia juga memiliki 2 rumah makan yang diurusnya sendiri dengan mengawasi pegawainya memasak sesuai resep setiap hari. “Banyak yang bilang, kok, sudah tua masih cari duit? Buat saya yang penting punya kegiatan.”
                Jadi, dapat kita lihat bahwa usia tidak menjadi batasan kita untuk berkarya. Mereka tidak kenal lelah, dan terus berkarya untuk Indonesia. Kita sebagai kaum muda seharusnya bisa lebih bersemangat karena kita tidak hanya mempunyai jiwa yang segar tetapi  kita juga mempunyai raga yang lebih kuat dibandingkan dengan mereka.


Sumber : Koran Kompas, Minggu, 20 Oktober 2013, halaman 13

TUGAS 1 - Penggunaan Bahasa Yang Baik dan Benar

Faktor-faktor penunjang untuk menjadi pandai menulis :
•             Ragam Bahasa
•             Ejaan
•             Diksi
•             Kalimat
•             Alinea & Pembangunya
•             Kerangka Karangan
•             Kutipan & Catatan kaki
•             Abstraksi & Daftar Pustaka
Tujuan
Agar mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Baik secara lisan dan terutama sebagai sarana pengungkapan gagasan ilmiah.

Pertanyaan
Apakah dengan faktor-faktor di atas, tujuan dari faktor tersebut akan terpenuhi ?

Deskriptif
Dalam mengungkapkan gagasan ilmiah dibutuhkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka sebuah gagasan ilmiah dapat dengan mudah dimengerti dan diterima oleh para pembaca maupun pendengar. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar juga menjadi salah satu penilaian terhadap kualitas dari suatu gagasan ilmiah dilihat dari sisi tata bahasa yang digunakan. Dalam prakteknya masih banyak terjadi kesalahan dalam menerapkan tata bahasa yang baik untuk mengungkapkan suatu gagasan ilmiah.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa atau tuntutan pemakaian yang berbeda-beda menurut tempat, topik, penutur, sarana/ medium pembicaraan, dan sebagainya. Adanya ragam bahasa Indonesia disebabkan oleh perkembangan masyarakat (konteks sosial).
Bahasa Indonesia berasal dari berbagai bahasa, oleh karenanya ejaan berubah dari waktu ke waktu. Pemerintah Indonesia juga secara resmi menerbitkan kebijakan (policy) yang ditetapkan pejabat berwenang untuk mengatur ejaan Bahasa Indonesia yang senantiasa diperbaharui. Ejaan Bahasa juga banyak dipengaruhi oleh bahasa melayu.
Keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat seseorang tersebut mengalami kesulitan mengungkapkan maksudnya kepada orang lain. Sebaliknya, jika seseorang terlalu berlebihan dalam menggunakan kosa kata, dapat mempersulit diterima dan dipahaminya maksud dari isi pesan yang hendak disampaikan. Oleh karena itu, agar tidak terjadi hal demikian, seseorang harus mengetahui dan memahami bagaimana pemakaian kata dalam komunikasi. Salah satu yang harus dikuasai adalah diksi atau pilihan kata. Menurut Enre (1988: 101) diksi atau pilihan kata adalah penggunaan kata-kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat.
                Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat.
                Alinea atau paragraph adalah penuangan ide atau gagasan penulis melalui kalimat atau kumpulan kalimat yang satu dengan yang lain berkaitan dan hanya memiliki satu topik atau tema.
                Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
                Kutipan adalah pinjaman sebuah kalimat ataupun pendapat dari seseorang pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, kamus, ensiklopedia, artiket, laporan, majalah, koran, surat kabar atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan misal media elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain sebagainya. Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.
                Catatan kaki adalah merupakan cara untuk member penjelasan dari sebuah kutipan yang berbentuk langsung maupun tidak langsung yang diletakkan dalam artikel ilmiah. Selain itu ia juga berfungsi sebagai penjelasan dari hal-hal penting dan berkaitan erat dalam artikel, namun apabila diletakkan dalam teks akan mengganggu struktur paragaf/alinea yang ada.
                Abstrak adalah  sebuah paragraph yang mewakili keseluruhan isi dari sebuah gagasan ilmiah, sehingga dengan hanya membaca abstrak saja, maka kita akan mengetahui apa saja hal-hal yang dibahas di dalam sebuah gagasan ilmiah.
                Definisi daftar pustaka atau bibliografi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dan sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad.
Dengan memperhatikan kesembilan kerangka yang ada, maka kita dapat mengetahui bahwa kesembilan kerangka tersebut sangat penting dalam mengungkapkan gagasan ilmiah agar dapat dengan mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat secara luas. memiliki masyarakat dengan budaya yang sangat beragam(dilihat dari sisi bahasa) menjadi hambatan bagi para penggagas dalam mengungkapkan ide-idenya, karena hal tersebut dapat menyebabkan ide tidak terserap dan dipahami dengan baik bahkan bisa menimbulkan cara pandang yang salah terhadap sebuah ide yang diungkapkan.
Oleh sebab itu, kesembilan kerangka tersebut dapat menjadi pedoman untuk mengungkapkan gagasan-gagasan ilmiah, sehingga apa yang diungkapkan benar-benar dimengerti dan dipahami oleh masyarakat secara luas.

Kesembilan kerangka tersebut dapat diterapkan secara menyeluruh dalam gagasan ilmiah yang berbentuk tulisan, namun jika ingin mengungkapkan suatu gagasan ilmiah secara lisan tidak diperlukan kesembilan kerangka secara utuh, contohnya dengan penggunaan catatan kaki secara lisan, ataupun daftar pustaka yang dibacakan satu persatu tidak dibutuhkan dalam pengungkapan gagasan ilmiah secara lisan.

Selasa, 11 Juni 2013

PERILAKU KONSUMEN PADA SUATU PRODUK

PERILAKU KONSUMEN PADA SUATU PRODUK

            Perilaku Konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka.
            Analisis tentang berbagai faktor yang berdampak pada perilaku konsumen menjadi dasar dalam pengembangan strategi pemasaran. Ya, pemasar wajib memahami konsumen, seperti apa yang dibutuhkan, apa seleranya, dan bagaimana konsumen mengambil keputusan.

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
1. Faktor Sosial
a. Grup
b. Pengaruh Keluarga
c. Peran dan Status
2. Faktor Personal
a. Situasi Ekonomi
b. Gaya Hidup
c. Kepribadian dan Konsep Diri
d. Umur dan Siklus Hidup
e. Pekerjaan
3. Faktor Psikologi
a. Motivasi
b. Persepsi
c. Pembelajaran
d. Beliefs and Attitude
4. Faktor Kebudayaan
a. Subkultur
b. Kelas Sosial

            Menurut Kotler (1997), konsumen melalui beberapa tahap dalam pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk, antara lain  :
1.      Pengenalan Masalah, konsumen/calon pembeli akan mengenali suatu masalah atau kebutuhan.
2.      Pencarian informasi, hal ini berhubungan dengan ketersediaan informasi dari suatu produk, dan ketersediaan dari produk tersebut, jika tersedia maka konsumen akan bersedia untuk membelinya.
3.      Evaluasi Alternatif, Konsumen akan melihat berbagai alternatif dari suatu produk, dan akan secara teliti membuat pilihan terhadap produk tersebut.
4.      Keputusan Pembeli, setelah mengevaluasi produk alternatif maka konsumen/calon pembeli akan membuat keputusan untuk membeli. Penilaian terhadap keputusan pembelian konsumen membentuk sebuah pilihan merek diantara merek yang lain.


AQUA



      Aqua merupakan sebuah perusahaan air minum mineral yang telah dikenal luas dan ada sejak lama (sejak 23 Februari 1973), Aqua telah menjadi sebuah image untuk produk air minum mineral dan dikenal oleh segala kalangan dari mulai anak kecil, hingga orang dewasa, contohnya saja jika kita melihat sekitar kita hampir semua konsumen yang membeli air mineral akan memesan dengan sebutan “Aqua galon”, “Aqua botol” ataupun “Aqua gelas” walaupun tidak semua penjual menyediakan produk Aqua itu sendiri, misalnya saja produk VIT, Anda, Cleo, dan lain-lain. Tetapi konsumen tetap menyebutnya “Aqua” dan jika mereka diberikan produk selain Aqua pun konsumen tidak protes karena sudah menjadi budaya di tengah masyarakat dimana brand Aqua diartikan sebagai sebutan lain dari air mineral.


                        Keberhasilan dan kebesaran aqua sekarang tidak didapatkan dengan mudah, hal tersebut mereka raih dengan kegigihan dan konsistensi mereka mengenalkan air minum dalam kemasan kepada masyarakat luas yang pada masa awal perusahaan tersebut berdiri masih belum mengenal dan percaya terhadap air minum dalam kemasan. Dapat kita lihat iklan Aqua yang ada di televisi, dimana iklan tersebut menceritakan bagaimana konsumen tidak tertarik terhadap produk ini, namun dengan kualitas baik yang dimiliki oleh Aqua, secara perlahan-lahan masyarakatpun sadar akan kebutuhan air minum yang higienis dan baik untuk kesehatan.


      Kepuasan konsumen terhadap produk Aqua dapat dilihat dari loyalitas konsumen yang tetap mengkonsumsi Aqua walaupun banyak produk-produk air mineral lain yang beredar di pasaran, hal ini tidak terlepas dari usaha PT. Golden Mississippi (produsen Aqua) yang terus menjaga dan meningkatkan kualitas Aqua. Keberhasilan Aqua juga dapat dilihat dari ketertarikan grup Danone untuk melakukan merger dan membeli sebagian saham PT. Golden Mississippi. Aqua juga telah membuktikan kualitasnya dengan mendapatkan berbagai penghargaan seperti  Packindo Star 2011 kategori Consumer Pack dari Federasi Pengemasan Indonesia  untuk AQUA Reflections(botol gelas premium), Menerima penghargaan Indonesian Best Brand and Indonesian Golden Brand, Indonesia Customer Satisfaction Award, Indonesian Best Brand Award, Value Creator Award, dan masih banyak lagi.

Peran Komunikasi dalam Organisasi

1.       Definisi Komunikasi
Komunikasi (dari bahasa Latin “communis”, yang berarti untuk berbagi) adalah kegiatan menyampaikan informasi melalui pertukaran pikiran, pesan, atau informasi, dengan melalui pembicaraan, visual, sinyal, tulisan, atau perilaku. Ini merupakan pertukaran informasi yang terjadi antara dua atau sekelompok orang.
Kategori komunikasi tersebut diantaranya:
·         Komunikasi lisan atau verbal: tatap muka, telepon, radio atau televisi atau media lainnya.
·         Komunikasi non-verbal: bahasa tubuh, gerak tubuh, bagaimana kita berpakaian atau bertindak.
·         Komunikasi tertulis: surat, e-mail, buku, majalah, internet atau melalui media lainnya.
·         Visual: grafik, diagram, peta, logo dan visualisasi lain yang dapat digunakan untuk berkomunikasi.

2.       Definisi Organisasi
Organisasi adalah wadah berkumpulnya sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerja bersama-sama dan merealisasikan tujuanya.
Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya belum dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. (James L. Gibson, 1986).
                Pada dasarnya orang tidak bisa hidup sendiri. Sebagian besar tujuannya dapat terpenuhi apabila ada interaksi sosial dengan orang lain. Sebagai mahluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri karena manusia memiliki kebutuhan terhadap manusia lainnya. Karena itulah biasanya manusia berkumpul dan membentuk kelompok, yang disebut dengan organisasi. Karang Taruna, perusahaan, kerajaan, negara, adalah bentuk-bentuk dari organisasi. Bahkan sebuah organisasi kejahatan pun pada dasarnya juga adalah sebuah organisasi, dimana mereka bergabung dan berkumpul karena memiliki tujuan dan kepentingan yang sama. Organisasi yang paling kecil yang kerap kita jumpai adalah keluarga. Keluarga pada hakikatnya adalah sebuah organisasi. Keluarga adalah satuan organisasi terkecil yang pertama  kali dikenal oleh setiap manusia.

3.       Peran Komunikasi di dalam Organisasi
Komunikasi dalam organisasi adalah komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989: 214). Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer, paling tidak ada dua alasan, pertama, komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai; kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana para manejer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses Komunikasi memungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan manejer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompo dapat tercapai. Jadi seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain. Sebahagian besar waktu seorang manejer dihabiskan untuk kegiatan komunikasi, baik tatap muka atau melalui media seperti Telephone, Hand Phone dengan bawahan, staf, langganan dsb. Manejer melakukakan komunikasi tertulis seperti pembuatan memo, surat dan laporan-laporan.
Jadi yang dimaksud dengan Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
4.       Fungsi Komunikasi di dalam Organisasi
Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:

1.          Fungsi informatif.
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
                                                                                                                                                                                                                                       

2.          Fungsi regulatif.
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

3.          Fungsi persuasif.
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4.          Fungsi integratif.
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.  (sihnu bagus,2011)