Senin, 05 November 2012

Profit dan Kontinuitas dalam Organisasi



Dalam menjalankan aktivitas organisasi secara umum ada 2 (dua) tujuan yang diinginkan, yaitu:
§  Profit, dan
§  Kontinuitas

Bagi suatu organisasi yang berorientasi profit artinya organisasi tersebut mengejar penjualan yang tinggi dengan tujuan memaksimalkan perolehan laba. Dengan perolehan laba yang tinggi maka perusahaan akan mengalami kemakmuran keuangan atau kesejahteraan yang layak. Kemakmuran tersebut nantinya akan tergambarkan dalam bentuk naik- nya perolehan deviden bagi pemegang saham dan besarnya perolehan bonus bagi pihak manajemen perusahaan.
Pada sisi kontinuitas dituntut untuk mampu menjalankan organi­sasi secara jangka panjang. Kontinuitas ini dapat dilihat dari segi pertum­buhan badan usaha (seperti pertumbuhan omzet, laba bersih, penda­patan kotor) dan faktor-faktor yang menunjang pertumbuhan tersebut (seperti prestise badan usaha; hubungan yang baik dengan buruh, pelanggan dan masyarakat; selalu mengikuti kemajuan teknologi; tanggungjawab sosial).
Organisasi kontinuitas dilihat sebagai organisasi yang memiliki competitive di pasar, baik dari segi produk yang dihasilkan maupun kompetensi para pengelola organisasi tersebut atau pihak manajemen.
Yang perlu diingat ada perbedaan tanggungjawab besar antara organisasi besar dan kecil jika dilihat dari segi perspektif kontinuitas, yaitu:
a.   Organisasi besar memiliki tanggungjawab tinggi dalam mempertahan­kan stabilitas kontinuitas secara jauh lebih komprehensif. Ini sebagaimana dikatakan oleh Faisal Affif bahwa "Sesungguhnya semakin besar organisasi dan semakin terbatas tanggungjawab para perseronya serta semakin tinggi peran modal intensifnya maka faktor kesinambungan memegang peranan utama dalam organisasi tersebut". Pada organisasi yang semakin besar maka menjadi tanggungjawab organisasi untuk membuat kenyamanan bagi para karyawannya bahwa mereka semua dapat bekerja dan menggan­tungkan hidup di organisasi tersebut hingga sampai waktu pensiun.
b.   Organisasi kecil secara konsep memiliki aset yang kecil, jumlah karyawan kecil, produksi yang kecil, pasar yang kecil dan berbagai kondisi lainnya. Dengan kondisi seperti ini suatu perusahaan kecil memiliki konsep berbeda dalam melihat kontinuitas. Kontinuitas menyangkut dengan persoalan tanggungjawab, semakin besar organisasi tersebut maka semakin besar pula tanggungjawab yang harus dilaksanakan, termasuk tanggungjawab untuk membayar cicilan pinjaman jika memiliki utang, apalagi jika utangnya dalam jumlah yang besar. Maka pada organisasi kecil sisi kontinuitas diperhitungkan namun tidak akan menjadi serius jika suatu saat organisasi tersebut bermasalah, karena para konsumen, pemasok, pedagang, dan lainnya akan dengan cepat bisa beralih ke organisasi lain untuk tetap bisa mempertahankan kinerja mereka. Seperti penjual mainan anak-anak, maka ia akan dengan cepat membeli mainan anak-anak ke tempat lain dengan segera. Dan itu juga bisa berlaku nya perolehan deviden bagi pemegang saham dan besarnya perolehan bonus bagi pihak manajemen perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar