Senin, 25 November 2013

REVIEW JURNAL "An introduction to radio frequency identification (RFID) methods and solutions"

An introduction to radio frequency identification (RFID) methods and solutions

Paul G. Ranky
Department of Industrial and Manufacturing Engineering, New Jersey Institute of Technology,
Multi-lifecycle Engineering Research Center, Newark, New Jersey, USA


Pendahuluan

Dapat kita bayangkan gudang penyimpanan sebuah pabrik yang sangat besar atau sebuah pusat distribusi dengan ribuan boks dengan isi yang memiliki harga bervariasi, mulai dari harga yang murah sampai dengan harga yang mahal dan juga teknologi yang memiliki sensitivitas tinggi, makanan, atau obat-obatan, yang harus disimpan dengan temperatur yang ideal selama produksi dan/atau penyimpanan.
Pada masa sekarang distribusi produk sudah global, dsitribusi tersebut menggunakan berbagai macam transportasi, misalnya kapal kargo, pesawat, kereta, truk, dan lainnya. Pengiriman produk dapat mengalami keterlambatan karena berbagai macam faktor, misalnya cuaca, lalu lintas, konflik antar perusahaan, atau faktor-faktor lainnya. Dalam perjalanan pun dapat terjadi hal-hal yang tidak terduga seperti hilang/dicurinya produk, produk yang mengalami kerusakan ketika pengiriman.
Penggunaan peralatan nirkabel, jaringan computer dan alat identifikasi berbasis sensor menjadi perhatian utama pengembangan perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan mengurangi pemborosan karena tantangan perusahaan yang harus merespons dengan cepat permintaan dari konsumen. Efisiensi yang dimaksud adalah dengan cepat mengetahui jumlah stok produk yang dimiliki, lokasi produk, dan proses pembuatan produk secara tepat waktu. Contohnya saja jika sebuah perusahaan ingin melacak pengiriman produknya, hal ini diperlukan untuk memperhitungkan biaya dan keamanan dari produk itu sendiri, apalagi jika barang tersebut memiliki sifat yang sensitif terhadap lingkungan disekitarnya.
RFID atau teknologi identifikasi frekuensi radio dengan infrastruktur teknologi informasi yang mendukung dapat membantu distributor besar, pabrik, logistik, maupun bidang lainnya dalam melacak produk mereka. Hal ini karena distribusi produk yang sudah global yang perlu untuk diketahui dan diidentifikasi tanpa melakukan kontak secara langsung, atau dengan teknologi nirkabel.
RFID tersedia dalam model pasif dan/atau aktif, baca dan atau tulis dengan kemampuan membaca dan menulis secara aktif pada suatu area yang luas seperti di gudang ataupun kapal kargo. Semua sensor bekerja secara otomatis dengan diatur oleh computer dan dikomunikasikan secara nirkabel.

RFID dalam rantai suplai manufaktur dan perakitan

Para pengembang RFID terus meningkatkan kemampuan pembacaan RFID agar dapat mencapai angka 100 persen dengan kecepatan baca setara dengan teknologi bar-code.
Gambar dibawah ini merupakan salah satu chip mikro yang digunakan oleh teknologi RFID. Chip tersebut dapat aktif selama 30 tahun. Maksudnya adalah dalam jangka waktu 30 tahun chip tersebut masih dapat memberikan informasi jika ada kontak dari pembaca RFID seperti temperatur lingkungan dimana “dia” berada sekarang, apakah ada yang memindahkan “dia”, rekaman baca/tulis datanya, dimana datanya ditulis/dibaca, dan lain sebagainya. Tetapi, jika tidak ada kontak terhadap chip lebih dari 30 tahun maka chip tersebut akan “tidur”.

Dalam operasi manufaktur dan perakitan, mengintegrasikan antara kemampuan baca RFID dengan aplikasi perusahaan menjadi komponen yang penting dalam pengujian RFID. Peneliti menemukan indikasi bahwa pengujian RFID tidak memperhitungkan dampak RFID  terhadap pusat penyimpanan data dan aplikasi-aplikasi kecerdasan-bisnis  dan kaitannya antara kompleksitas teknologi informasi dengan sistem yang telah ada sebelumnya di dalam pabrik. Pengembang tidak memperhitungkan dengan baik jumlah dari data yang dibuat dan disimpan oleh RFID. Untuk perbandingan, data yang disimpan oleh industri manufaktur/perakitan skala menengah mencapai satuan terabyte setiap hari, dan disimpan secara “real-time”, inilah yang menjadi fokus utama dalam pengembangan teknologi informasi.
Beberapa hal yang menjadi alasan pengujian RFID secara rutin adalah :
1.      Pengaturan stok yang mendekati “real-time”.
2.      Bagian-bagian nomor yang dapat disilangkan sehingga dapat meminimalkan stok.
3.      Produk dalam proses bisa dikurangi secara signifikan karena bagian-bagian produk tersebut dapat dilacak dengan cepat.
4.      Mengidentifikasi bagian-bagian untuk kepentingan pengumpulan proses kontrol data statistik.
5.      Membantu dalam pelacakan bagian-bagian yang ada di dalam suatu gerombolan.
6.      Pelacakan secara otomatis diluar pabrik akan menjadi kenyataan.
7.      Proyek RFID akan menjadi peluang dalam modernisasi sistem bisnis.
8.      Implementasi strategi manajemen yang benar-benar baru, mengacu pada transaksi yang “real-time” dan kontrol stok yang akurat.
9.      Peluang untuk meningkatkan sistem manajemen perencanaan distribusi.
10.  Dapat menjadi dasar perubahan manajemen hubungan pelanggan.
11.  Stok global dapat diketahui secara tepat waktu.
12.  Tranformasi angkatan kerja menjadi tantangan utama.
13.  Identifikasi bahan bakar transportasi dan keamanan menjadi terjamin.
14.  Manajemen hubungan pemasok juga menjadi otomatis dan tepat waktu secara global.

RFID penelitian persyaratan analisis dan tren masa depan

Teknologi RFID meningkatkan kemampuan dalam melihat pergeraka bagian-bagian dan persediaan.
Tantangan terbesar yang berkaitan dengan RFID adalah sebagai berikut :
1.      Alat penunjang keputusan yang baru dibutuhkan untuk mengubah data RFID menjadi informasi yang berguna.
2.      RFID merupakan salah satu dari beberapa alat untuk ITV.
3.      Tingkat detail RFID sangat baik untuk produk-produk yang sensitif.
4.      Infrastruktur yang baik menjadi hal yang sangat penting.

5.      Integrasi antara data RFID yang pasif dan aktif.

REVIEW JURNAL “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN RI“

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN RI“

-          Penulis : Ani Hidayati (Universitas Gunadarma)

Motivation of Research

Ada berbagai macam sarana dalam meningkatkan kinerja perusahaan, salah satunya adalah dengan meningkatkan system informasi dan teknologi computer. System informasi dan teknologi computer pada saat ini bukan hanya menjadi sarana tetapi sudah menjadi senjata utama dalam bersaing. Fungsi system informasi dalam suatu organisasi adalah sebagai alat bantu pencapaian tujuan melalui penyediaan informasi. (Burch (dalam Setianingsih & Indriantoro, 1998 : 194)). Soegiharto (2001) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa faktor Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan Sistem, Ukuran Organisasi, Formalisasi Pengembangan Sistem, Keberadaan Dewan Pengarah secara signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Statement of Problem

1.      Pengaruh keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan system
2.      Kemampuan teknik personal system informasi
3.      Ukuran organisasi
4.      Dukungan manajemen puncak
5.      Formalisasi pengembangan system informasi
6.      Program pelatihan dan pendidikan pemakai
7.      Keberadaan Dewan Pengarah Sistem Informasi
8.      Lokasi dari Departemen Sistem Informasi
9.      Konflik Kognitif dan Konflik Afektif terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.

Theory of Conclusion

Pengumpulan data primer terhadap satuan kerja eselon II sebagai pemakai system informasi akuntansi di Kementrian Kelautan dan Perikanan RI, kemudian dianalisa dengan teknik regresi linear berganda menggunakan software statistic SPSS 13.0 .
Regresi linear berganda digunakan pada penelitian ini karena peneliti ingin melihat seberapa besar pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kinerja system informasi  akuntansi pada Kementrian Kelautan dan Perikanan RI.

Pengujian Validitas dan Reliabilitas menggunakan alpha Cronbach’s.

Hypothesis Formulation

Hipotesis yang dapat dikemukakan pada penelitian ini adalah:
H1 :     Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan system mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H2 :     Kemampuan teknik personal Sistem Informasi mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H3 :     Ukuran organisasi mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H4 :     Dukungan manajemen puncak akan mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H5 :     Formalisasi pengembangan sistem informasi mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H6 :     Konflik kognitif mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H7 :     Konflik afektif mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H8 :     Program pelatihan dan pendidikan pemakai mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H9 :     Keberadaan dewan pengarah sistem informasi mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi
H10 :   Lokasi dari departemen sistem informasi mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Research Design

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar 150 kuesioner, 112 kuesioner kembali dan hanya 98 kuesioner yag layak untuk dianalisis lebih lanjut.

Qualitative Characteristic of Research


Hasil dari penelitian ini baik karena dapat membuktikan hipotesa yang dibuat. Tetapi ada beberapa hipotesa yang ditolak, yang diduga ada variable-variabel lain yang mempengaruhi kinerja system informasi akuntansi pada kementrian kelautan dan perikanan RI.