Dalam menjalankan
aktivitas organisasi secara umum ada 2 (dua) tujuan yang diinginkan, yaitu:
§
Profit,
dan
§
Kontinuitas
Bagi
suatu organisasi yang berorientasi profit artinya organisasi tersebut mengejar
penjualan yang tinggi dengan tujuan memaksimalkan perolehan laba. Dengan
perolehan laba yang tinggi maka perusahaan akan mengalami kemakmuran keuangan
atau kesejahteraan yang layak. Kemakmuran tersebut nantinya akan tergambarkan
dalam bentuk naik-
nya perolehan deviden bagi pemegang saham dan besarnya perolehan bonus bagi
pihak manajemen perusahaan.
Pada sisi kontinuitas dituntut untuk
mampu menjalankan organisasi secara jangka panjang. Kontinuitas ini dapat
dilihat dari segi pertumbuhan badan usaha (seperti pertumbuhan omzet, laba
bersih, pendapatan kotor) dan faktor-faktor yang menunjang pertumbuhan
tersebut (seperti prestise badan usaha; hubungan yang baik dengan buruh,
pelanggan dan masyarakat; selalu mengikuti kemajuan teknologi; tanggungjawab
sosial).
Organisasi kontinuitas dilihat sebagai
organisasi yang memiliki competitive
di pasar, baik dari
segi produk yang dihasilkan maupun kompetensi para pengelola organisasi
tersebut atau pihak manajemen.
Yang perlu diingat ada perbedaan
tanggungjawab besar antara organisasi besar dan kecil jika dilihat dari segi
perspektif kontinuitas, yaitu:
a. Organisasi besar memiliki tanggungjawab
tinggi dalam mempertahankan stabilitas kontinuitas secara jauh lebih
komprehensif. Ini sebagaimana dikatakan oleh Faisal Affif bahwa "Sesungguhnya semakin
besar organisasi dan semakin terbatas tanggungjawab para perseronya serta
semakin tinggi peran modal intensifnya maka faktor kesinambungan memegang
peranan utama dalam organisasi tersebut". Pada organisasi yang semakin
besar maka menjadi tanggungjawab organisasi untuk membuat kenyamanan bagi para
karyawannya bahwa mereka semua dapat bekerja dan menggantungkan hidup di
organisasi tersebut hingga sampai waktu pensiun.
b. Organisasi kecil secara konsep memiliki
aset yang kecil, jumlah karyawan kecil, produksi yang kecil, pasar yang kecil
dan berbagai kondisi lainnya. Dengan kondisi seperti ini suatu perusahaan kecil
memiliki konsep berbeda dalam melihat kontinuitas. Kontinuitas menyangkut dengan
persoalan tanggungjawab, semakin besar organisasi tersebut maka semakin besar
pula tanggungjawab yang harus dilaksanakan, termasuk tanggungjawab untuk
membayar cicilan pinjaman jika memiliki utang, apalagi jika utangnya dalam
jumlah yang besar. Maka pada organisasi kecil sisi kontinuitas diperhitungkan
namun tidak akan menjadi serius jika suatu saat organisasi tersebut bermasalah,
karena para konsumen, pemasok, pedagang, dan lainnya akan dengan cepat bisa
beralih ke organisasi lain untuk tetap bisa mempertahankan kinerja mereka.
Seperti penjual mainan anak-anak, maka ia akan dengan cepat membeli mainan
anak-anak ke tempat lain dengan segera. Dan itu juga bisa berlaku nya perolehan deviden bagi pemegang
saham dan besarnya perolehan bonus bagi pihak manajemen perusahaan.